- Back to Home »
- PENDIDIKAN AGAMA ISLAM »
- PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Posted by : Unknown
Jumat, 30 Oktober 2015
1.
Pengertian Manusia Manusia atau orang
dapat diartikan berbeda-beda menurut
biologis, rohani dan istilahkebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis,
manusia diklasifikasikan sebagai Homosapiens (Bahasa Latin untuk manusia),
sebuah spesies primata dari golongan mamalia yangdilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskanmenggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalamhubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidup. Menurut agama Islam itu sendiri, manusia adalah
makhluk ciptaan Allah yang palingmulia di antara makhluk ciptaan-Nya yang lain,
yang dipercaya untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Dalam Al-qur’an, ada tiga
kata yang digunakan untuk menunjukan kepadamanusia. Kata yang digunakan adalah
basyar, insan atau nas dan bani Adam. Kata basyar diambil dari kata yang
berarti `penampakan sesuatu dengan baik dan indah’.Dari kata basyarah yang
artinya `kulit’. Jadi, manusia disebut denagn basyar karena kulitnyatampak
jelas dan berbeda dengan kulit binatang. Manusia secara bahasa disebut juga
insanyang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa
dan jika dilihatdari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai
untuk menyebut manusia, karenamanusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya
manusia selalu menyesuaikan diri dengankeadaan yang baru disekitarnya.
2.
Pengertian Agama
Agama menurut bahasa sansekerta, agama
berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau)dengan kata lain, agama merupakan
tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia darikekacauan. Didunia barat
terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu :religi, religie,
religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaanatau
mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan yang
dilakukanberulang-ulang.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sistem yang mengatur tatakeimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidahyang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Istilah lain bagi
agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti :hukum,
perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan dan pembalasan.Kesemuanya
itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian danpenyerahan,
mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dantingkah
laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut (Moh. Syafaat, 1965). Dan
secara umum, Agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, di mana penganut-penganutnya
melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau sosial atas dasar
aturan-aturan-Nya. Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan “din”
dalam bahasa Arab dan Semit, atau dalam bahasa Inggris “religion”. Dari
arti bahasa (etimologi) agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tidak
pergi, tetap ditempat, diwarisi turun temurun. Sedangkan kata “din”
menyandang arti antara lain menguasai, memudahkan, patuh, utang, balasan atau
kebiasaan.
Secara istilah (terminologi) agama, seperti ditulisoleh
Anshari bahwa walaupun agama,din, religion, masing-masing mempunyai arti
etimologi sendiri-sendiri, mempunyai riwayat dan sejarahnya sendiri-sendiri,
namun dalam pengertian teknis terminologis ketiga istilah tersebut mempunyai
makna yang sama, yaitu:
a. Agama, din, religion adalah
satu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas
adanya Yang Maha Mutlak diluar diri manusia;
b. Agama
juga adalah sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada
yang dianggapnya Maha Mutlak tersebut.
c. Di samping merupakan satu sistema credo dan
satu sistema ritus, agama juga adalah satu sistem norma (tata
kaidah atau tata aturan) yang mengatur hubungan manusia sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan
dan tata peribadatan termaktub diatas.
Menurut Durkheim, agama adalah sistem kepercayaan dan
praktik yang dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus. Bagi
Spencer, agama adalah kepercayaan terhadap sesuatu yang Maha Mutlak. Sementara
Dewey, menyatakan bahwa agama adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum
dan abadi meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam jiwanya;
agama adalah pengenalan manusia terhadap kekuatan gaib yang hebat.
Dengan demikian, mengikuti pendapat Smith, tidak
berlebihan jika kita katakan bahwa hingga saaat ini belum ada definisi agama
yang benar dan dapat ditarima secara universal.
Syarat-Syarat Agama
a. Percaya dengan adanya Tuhan
b. Mempunyai kitab suci sebagai pandangan hidup umat-umatnya
c. Mempunyai tempat suci
d. Mempunyai
Nabi atau orang suci sebagai panutan
e. Mempunyai hari raya keagamaan
Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller
dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
1. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap
benar tanpa ada keraguan lagi
2. Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
3. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia
dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama
sesuai dengan ajaran agam.
4. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman
keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
5. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
Fungsi Agama
i.
Sumber pedoman
hidup bagi individu maupun kelompok
ii.
Mengatur tata
cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
iii.
Merupakan
tuntutan tentang prinsip benar atau salah
iv.
Pedoman
mengungkapkan rasa kebersamaan
v.
Pedoman perasaan
keyakinan
vi.
Pedoman
keberadaan
vii.
Pengungkapan
estetika (keindahan)
viii.
Pedoman rekreasi
dan hiburan
ix.
Memberikan
identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.[7]
Pada dasarnya manusia
diciptakan dan dilahirkan di dunia secara naluri mempercayai dan meyakini
adanya Tuhan. Naluri Manusia itu pada dasarnya selalu cinta kepada kesucian dan
cenderung kepada kebenaran. Keberadaan naluri manusia adalah suci dan benar dalam
arti sejak zaman azali.Islam pada awal mulanya diturunkan untuk meluruskan
kepercayaan manusia supaya berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan jalan
mentauhidkan kepercayaan terhadap Allah SWT.
Disini letak persamaan dan persesuaian antara ajaran Islam dengan Fitrah
manusia, dimulai dari lahirnya yaitu ingin meyakinkan kepercayaan dirinya
kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta. Islam diturunkan berfungsi untuk mengatur
manusia supaya menjadi manusia yang bertanggung jawab dan mau melakukan
kewajibannya sebagai makhluk Tuhan dan sekaligus sebagai makhluk sosial.
Islam memberikan pandangan, pemikiran, pengarahan dan pemantapan untuk
kebaikan hidup manusia yang layak dan sesuai dengan fitrahnya. Jika seseorang
memihak kepada kebatilan, maka perbuatan tersebut bertentangan dengan hati
nuraninya secara fitrah.
Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, berarti bahwa manusia
sejak lahir secara naluri fitri, telah mempercayai Islam itu secara sadar,
ikhlas dan betul-betul memiliki perasaan yang sangat dalam dan tidak
bertentangan dengan hati nurani manusia itu. Wilhelm Schmidt, telah
membuktikan kebenaran tersebut, dimana pada dasarnya ide pertama manusia itu
revelation (Wahyu). Wilhelm Schmidt telah menyeli kehidupan
orang-orang primitif, sebab dia masih mempertanyakan, apakah sebetulnya
kepercayaan manusia itu mula-mula melalui evolusi atau tidak; maka dia dengan
tegas mengambil kesimpulan setelah mengadakan penyelidikan secara detail kepada
masyarakat (orang-orang) primitif, bahwa mereka percaya akan monotheisme (Tuhan
Yang Maha Esa).
Fitrah manusia yang mendekati kebenarannya adalah :
1. Ingin mengetahui adanya kekuatan di luar dirinya,
di luar alam semesta, yaitu Allah Maha Pencipta.
2. Selalu cenderung dan condong serta patuh kepada hal-hal
yang baik dan benar sesuai dengan hati nuraninya sendiri, yang diilhami oleh
pemikiran rasional dan baik.
3. Ingin hidup bermasyarakat (Sociality) tidak
bersifat individual, sebab hakikatnya manusia adalah makhluk sosial.
3.
Islam
adalah agama yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup
seluruh manusia hingga akhir zaman.
Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar "selamat" (Salama)
.
Pengertian Islam menurut Al-Quran tercantum dalam sejumlah ayat.
1. Islam berasal dari kata "as-silmu " yang artinya damai
“dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Anfal:61).
2. Islam berasal dari kata "aslama " yang artinya menyerahkan diri (pasrah).
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya” (QS. An-Nisa:125).
3. Islam berasal dari kata "istalma mustaslima " yang artinya penyerahan total kepada Allah.
”Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri” (QS. Ash-Shaffat:26 )
4. Islam berasal dari kata "saliimun salim " yang artinya bersih dan suci.
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy-Syu ' ara:89 )
5. Islam berasal dari kata "salamun " yang artinya selamat.
“Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” (QS. Maryam:47).
Pengertian Islam menurut Al-Quran tersebut sudah cukup mengandung pesan bahwa kaum Muslim hendaknya cinta damai, pasrah kepada ketentuan Allah SWT, bersih dan suci dari perbuatan nista, serta dijamin selamat dunia-akhirat jika melaksanakan risalah Islam. Wallahu a’lam.
Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar "selamat" (Salama)
.
Pengertian Islam menurut Al-Quran tercantum dalam sejumlah ayat.
1. Islam berasal dari kata "as-silmu " yang artinya damai
“dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Anfal:61).
2. Islam berasal dari kata "aslama " yang artinya menyerahkan diri (pasrah).
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya” (QS. An-Nisa:125).
3. Islam berasal dari kata "istalma mustaslima " yang artinya penyerahan total kepada Allah.
”Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri” (QS. Ash-Shaffat:26 )
4. Islam berasal dari kata "saliimun salim " yang artinya bersih dan suci.
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy-Syu ' ara:89 )
5. Islam berasal dari kata "salamun " yang artinya selamat.
“Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” (QS. Maryam:47).
Pengertian Islam menurut Al-Quran tersebut sudah cukup mengandung pesan bahwa kaum Muslim hendaknya cinta damai, pasrah kepada ketentuan Allah SWT, bersih dan suci dari perbuatan nista, serta dijamin selamat dunia-akhirat jika melaksanakan risalah Islam. Wallahu a’lam.
Hakikat
manusia dalam islam Hakikat manusia menurut Allah adalah makhluk yang
dimuliakan, dibebani tugas, bebas memilih dan bertanggung jawab.
Hakikat
manusia menurut Allah adalah makhluk yang dimuliakan, dibebani tugas, bebas
memilih dan bertanggung jawab.
1. Makhluuq (yang diciptakan)
a) Berada
dalam fitrah Fitrah dapat membawa manusia ke arah kebaikan misalnya hati nurani
dapat membedakan mana yang baik, dan mana yang buruk. [QS Ar Ruum:30]
b) Lemah
Sebagai makhluk, manusia juga lemah karena manusia juga diciptakan dengan
keterbatasan akal dan fisik. [QS An Nisaa’:48]
c) Bodoh,
Beban amanat yang begitu besar dari Allah, diterima oleh manusia, disaat
makhluk lainnya tidak menyanggupi amanat tersebut karena beratnya amanat
tersebut. [QS Al Ahzab;72]
d)
Memiliki kebutuhan Sebagai makhluk yang terbatas secara fisik dan kemampuan.
Maka sangat mungkin manusia memiliki kebutuhan atau kehendak kepada Allah. [QS
Faathir:15]
2.
Mukarram (yang dimuliakan)
a)
Ditiupkan ruh [QS As Sajdah:9]
b)
Diberi keistimewaan [QS Al Isra:70]
c)
Ditundukkan alam untuknya. Semua alam ini termasuk dengan isinya
ini Allah peruntukkan untuk manusia. [QS Al Jaatsiyah:12-13]
3. Mukallaf (yang mendapatkan beban)
a)
Ibadah Manusia secara umum diciptakan oleh Allah untuk beribadah sebagai
konsekuensi dari kesempurnaan yang diperolehnya. [QS Adz
Dzaariyaat:56]b. Khilafah Allah mengetahui
siapa sebenarya manusia, sehingga Allah tetap menjadikan manusia sebagai
khalifah di bumi walaupun malaikat tidak setuju. [QS Al Baqarah:30]
4. Mukhayyar (yang bebas mamilih)
Manusia
diberi kebebasan memilih untuk beriman atau kafir pada Allah. [QS Al kahfi :29]
5. Majziy (yang mendapat balasan)
a) Surga
Manusia diminta pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang dilakukannya,
Allah menyediakan surga untuk mereka yang beriman dan beramal soleh yaitu
mereka yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. [QS As
Sajdah:19, Al Hajj:14]
b) Neraka
Balasan di akhirat terhadap perbuatan manusia adalah bentuk keadilan yang Allah
berikan di akhirat. Mereka yang tidak menjalankan perintah Allah mendapatkan
hukuman yang setimpal yaitu dimasukkan ke dalam neraka. [QS As Sajdah:20]>
4. Pengertian Manusia
dalam Alqur’an
Quraish Shihab
mengutip dari Alexis Carrel dalam “Man the Unknown”, bahwa banyak kesukaran
yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia, karena
keterbatasan-keterbatasan manusia sendiri.
Istilah kunci yang
digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk pada pengertian manusia menggunakan
kata-kata basyar, al-insan, dan ann-nas.
Kata basyar disebut
dalam Al-Qur’an 27 kali. Kata basyar menunjuk pada pengertian
manusia sebagai makhluk biologis (QS Ali ‘Imran [3]:47) tegasnya memberi
pengertian kepada sifat biologis manusia, seperti makan, minum, hubungan
seksual dan lain-lain.
Kata al-insan dituturkan sampai 65 kali dalamAl-Qur’an
yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori. Pertama al-insan dihubungkan
dengan khalifah sebagai penanggung amanah (QS Al-Ahzab [3]:72), kedua
al-insan dihubungankan dengan predisposisi negatif dalam diri manusia
misalnya sifat keluh kesah, kikir (QS Al-Ma’arij [70]:19-21) dan ketiga
al-insan dihubungkan dengan proses penciptaannya yang terdiri dari
unsur materi dan nonmateri (QS Al-Hijr [15]:28-29). Semua konteks al-insan ini
menunjuk pada sifat-sifat manusia psikologis dan spiritual.
Kata an-nas yang
disebut sebanyak 240 dalam Al-Qur’an mengacu kepada manusia sebagai makhluk
sosial dengan karateristik tertentu misalnya mereka mengaku beriman padahal
sebenarnya tidak (QS Al-Baqarah [2]:8)
Dari uraian ketiga
makna untuk manusia tersebut, dapatdisimpulkan bahwa manusia adalah mahkluk
biologis,psikologis dan sosial. Ketiganya harus dikembangkan dan diperhatikan
hak maupun kewajibannya secara seimbang dan selalu berada dalam hukum-hukum
yang berlaku (sunnatullah).
5. Tujuan
Penciptaan Manusia
Kata “Abdi” berasal dari kata bahasa Arab yang artinya memperhambakan diri,
ibadah (mengabdi/memperhambakan diri). Manusia diciptakan oleh Allah agar ia
beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah di sini tidak sesempit pengertian
ibadah yang dianut oleh masyarakat pada umumnya, yakni kalimat syahadat,
shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi seluas pengertian yang dikandung oleh
kata memperhambakan dirinya sebagai hamba Allah. Berbuat sesuai
dengan kehendak dan kesukaann (ridha) Nya dan menjauhi apa yang menjadi
larangan-Nya.
6. Fungsi dan Kedudukan
Manusia
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, segala pernyataan yang keluar dari
mulut tentunya dapat tersingkap dengan jelas dan lugas lewat kitab suci
Al-Qur’an sebagai satu kitab yang abadi. Dia menjelaskan bahwa Allah menjadikan
manusia itu agar ia menjadi khalifah (pemimpin) di atas bumi ini dan kedudukan
ini sudah tampak jelas pada diri Adam (QS Al-An’am [6]:165 dan QS Al-Baqarah
[2]:30) di sisi Allah menganugerahkan kepada manusia segala yang ada dibumi,
semula itu untuk kepentingan manusia (ia menciptakan untukmu seluruh apa
yang ada dibumi ini. QS Al-Baqarah [2]:29). Maka sebagai tanggung
jawab kekhalifahan dan tugas utama umat manusia sebagai makhluk Allah, ia harus
selalu menghambakan dirinyakepada Allah Swt.
Untuk mempertahankan posisi manusia tersebut, Tuhan menjadikan alam ini
lebih rendah martabatnya daripada manusia. Oleh karena itu, manusia
diarahkan Tuhan agar tidak tunduk kepada alam, gejala alam (QS Al-Jatsiah [45]:13)
melainkan hanya tunduk kepada-Nya saja sebagai hamba Allah (QS Al-Dzarait
[51]:56). Manusia harus menaklukanya, dengan kata lain manusia harus
membebaskan dirinya dari mensakralkan atau menuhankan alam.
Jadi dari uraian tersebut diatas bisa ditarik kesimpulan secara singkat
bahwa manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikolsogi dan sosial yang
memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah (QS
Al-Dzarait [51]:56) dan fungsinya didunia sebagaikhalifah Allah (QS
Al-Baqarah [2]:30); al-An’am [6]:165), mengantur alam dan mengelolanya untuk
mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan
tetap tunduk dan patuh kepada sunnatullah.
download file